Monday, February 3, 2014

ternak lebah madu

Info Post
Alat yang digunakan sebagai tempat bersarangnya lebah madu secra buatan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu secara tradisional dengan menggunakan gelodok dan secara modern menggunakan stup.
1.      Secara Tradisional
Pada zaman dulu orang beternak lebah dengan membuat kandang dari kayu atau dari jerami gandum yang dipintal berbentuk keranjang. Cara kedua ini digunakan oleh masyarakat Timur Tengah.Pada umumnya, masyarakat desa sekitar hutan memelihara lebah madu lokal Apis indica dan klanceng Trigona sp. Dengan menggunakan gelodok. Gelodok dibuat dengan meniru rumah-rumah lebah yang terdapat yang terdapat di rongga-rongga batang pohon besar atau gua yang terlindung dari terik matahari dan hujan. Rumah tiruan itu dibuat dari batang kelapa (terutama pucuk), kayu randu (kapuk), kayu pucung, atau batang pohon lain yang berkayu lunak. Batang yang digunakan berbentuk silinder berukuran panjang 80-100 cm yang dibelah dua. Bagian tengah diambil sebagian isinya agar kalau berlahan itu ditangkupkan terbentuk suatu rongga di dalamnya. Ujungnya ditutup tempurung kelapa atau papan yang dilubangi bagian tengahnya.
 Gelodok digantung di wuwungan rumah, di dahan pohon yang besar, di dekat pohon bamboo, atau di tempat lain yang banyak lebah berkeliaran. Kalau tahu ada tempat baru yang cocok untuk ditempati, lebah yang sedang mencari pakan di sekitar tempat itu akan member tahu ratunya untuk meninggalkan rumah lebah lama dan menempati gelodog yang baru dipasang sebagai tempat hunian baru.
 
Setelah ditempati koloni lebah, gelodok bisa dipindahkan ke samping rumah dengan digantung memakai tali. Pemindahan dilakukan ketika sore hari atau malam hari. Saat itu seluruh lebah telah terkumpul di dalam sarang sehingga tak ada lagi yang tercecer.
Madu yang berasal dari gelodok sulit dipanen karena sisiran atau sarangnya tak dapat dipisahkan dari dinding kayu gelodok. Untuk mengambil madu itu, sisiran atau sarang lebah terpaksa dirusak. Masalahnya, madu itu tercampur dengan telur dan larva lebah, dan memisahkan ketiganya sulit dilakukan. Akibatnya, telur dan larva lebah banyak yang mati. 
Hasilnya madu yang langsung diperas dari sarang. Larva lebahnya sendiri dikonsumsi untuk lauk pauk.
Gelodok kurang praktis dipakai untuk sarang lebah karena lebah banyak kerugiannya daripada keuntungannya. Kerugiannya antara lain lebah mudah pergi meninggalkan sarang, banyak terjadi gangguan hama dan penyakit, serta produksi madunya rendah. Perkembangan lebah juga terganggu karena ruangannya terbatas.
Ukuran gelodok yang berbeda-beda menyebabkan sisiran sarang tidak berkembang wajar. Peternak juga sulit memeriksa keadaan lebahnya. Pemetikan hasil agak sulit karena sarang lebah melekat di dinding gelodok yang melengkung.
2.      Secara Modern
Budi daya lebah secara modern menggunakan stup dari kayu yang berisi bingkai-bingkai sisiran. Cara ini memberikan keuntungan yang lebih baik karena mudah pengelolaannya. Pemanenan madu tidak akan merusak tempat sarang.
Budi daya lebah madu secara modern ini dirintis Dr. L.L. Langstroth dari Amerika Serikat pada tahun 1851. Penciptaannya dimulai dengan memperhatikan lebah madu di alam dalam membuat sisiran sarang. Lebah madu membuat sarang yang terdiri dari sisir-sisir yang selalu dibangun sejajar antara satu dan lainnya. Jarak antardua-sisiran sarang itu selalu tetap, yaitu 1,0-1,2 cm atau 5/6 inci. Sisir itu dilengkapi dengan akomodasi bagi pertumbuhan, eraman, dan penyimpanan madu serta pollen.
Berdasarkan pengataman itu, Langstroth menciptakan kandang lebah madu berbentuk peti dengan bingkai sarang di dalamnya yang dapat diangkat dan dipindahkan. Hasil penemuannya dipatenkan pada tahun 1852. Tipe kandang modern ini sampai sekarang terkenal dan dipakai di seluruh dunia dengan sebutan tipe L (Langstroth). Kandang tipe L hanya memakai satu ruangan eraman. Padahal, induk yang baik membutuhkan dua ruangan eraman. Di dalamnya dipasang sepuluh bingkai, dan ruang antardua-pusat bingkai berukuran 3,5 cm.
Pada tahun 1917 Dadants mencoba memakai kandang yang lebih besar, dan hanya ada satu ruangan eraman yang cukup luas. Di dalamnya dipasang sebelas bingkai yang sama panjang seperti tipe L, tetapi  kedalamannya dibuah 5,4 cm dan ruang antardua-pusat bingkai dibuat berukuran 3,5 cm. Alasan menggunakan ukuran yang lebih besar daripada alam adalah untuk mengurangi naluri perpindahan. Kandang ciptaan Dadants itu terkenal sebagai kandang tipe MD (Modified Dadants). Tipe ini termasuk yang banyak dipakai oleh peternak lebah.
Baik tipe L maupun tipe MD mempunyai bentuk serupa. Perbedaannya terletak pada ukurannya.Keuntungan stup modern adalah praktirs dipakai, perawatan lebahnya mudah, pengambilan hasilnya gampan, produksi madu yang diperoleh berlipat ganda, serta gangguan hama dan penyakit lebah jarang.
Stup modern merupakan gua tiruan yang disusun menjadi dua tingkat atau lebih. Di dalamnya diberi tempat untuk bersarang bagi lebah. Sedemikian sempurnanya hasil rekayasa sarang lebah buatan itu sampai-sampai ratu  lebah tidak bisa meninggalkan stup sarangnya. Di dalam stup modern ini jarang terjadi peristiwa lebah minggat (melarikan diri meninggalkan sarang) secara koloni.
Dewasa ini stup modern tak hanya dipakai untuk mengembangkan jenis unggul Apis mellifera, tetapi juga diterapkan untuk lebah madu lokal Apis indica.
Sesuai dengan kondisi iklim, penempatan stup bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dilakukan secara searah dengan lubang masuk lebah. Stup yang ditempatkan seperti ini disebut ‘rumah dingin’ (angin masuk ke dalam secara leluasa). Kedua, dilakukan secara bersilang 90o dengan arah lubang masuk lebah. Stup yang ditempatkan seperti ini disebut ‘rumah panas’ (angin yang  masuk tertahan oleh frame paling depan).
Mengingat lebah menyukai hawa panas, tipe ‘rumah panas’ sangat cocok digunakan. Namun, kebanyakan peternak lebah di dalam negeri dan luar negeri menggunakan tipe ‘rumah dingin’ karena bentuk dan ukuran stup memungkinkan lebah membuat iklim mikro tersendiri sesuai dengan yang dikehendaki oleh lebah.
Bentuk dan ukuran stup itu memungkinkan lebah berantisipasi terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak dikehendakinya.
 
3.      Membuat Stup Modern
Stup modern terbuat dari bahan kayu albasia. Bagian-bagiannya terdari dari bagian dasar (alas) kotak, kotak sarang peneluran, penyekat (pengasingan) ratu, kotak sarang madu, penyekat kassa untuk memindahkan pengontrolan, penutup stup yang dilapisi seng, serta frame ( bingkai) yang diberi fondasi dan alat penangkap tepung sari.
Dasar landasan kotak berfungsi sebagai pintu keluar-masuk lebah. Kotak sarang peneluran berguna untuk memperbanyak jumlah anggota koloni lebah. Penyekat ratu berperan untuk mencegah lebah ratu berkeliaran ke luar sarang. Kotak sarang madu berfungsi khusus untuk memproduksi madu dan royal jelly. Penyekat kawat kassa diletakkan di antara kotak sarang khusus madu dan penutup stup. Fungsinya untuk memudahkan pengontrolan. Penutup stup sarang lebah dilapisi seng agar tidak basar terkena hujan. Frame terdiri dari frame untuk sarang peneluran, frame untuk madu, frame untuk royal jelly, frame untuk perbanyakan raut, dan frame untuk menyimpan sirup gula saat paceklik bunga.
Langkah-langkah pembuatan stup modern untuk lebah madu dapat ditempuh sebagai berikut.
1.      Mula-mula dibuat kotak dari papan setebal 2 cm dengan ukuran bagian dalamnya 34 cm x 18 cm x 7,5 cm. Bagian depan berukuran 18 cm x 7,5 cm. Di sisi bawahnya dibuat lubah berukuran 5 cm x 1 cm. lubang ini nantinya dipakai sebagai tempat keluar masuk lebah.
2.  Kotak penutup alas berukuran 40 cm x 24 cm. Alas tampak lebah menonjol daripada kotak diatasnya. Kalau pekerjaan ini selesai, berarti dasar kandang sudah siap.
3.      Kotak peneluran dibuat dengan ukuran bagian dalam  34 cm x 18 cm x 13 cm. Bagian luar sebelah kotak sebaiknya diberi bilah penghalang berkeliling. Lebar bilah penghalang 10 cm, ditempelkan pada kotak selebar 4 cm. sehingga tersisa 6 cm. Sisa lebihnya ini nantinya berfungsi sebagai penyambung antara kotak peneluran dan kotak dasar supaya tidak bergeser ke kiri atau ke kanan, tetapi mudah diangkat atau dilepaskan kalau diperlukan.
4.      Di bagian dalam kotak peneluran pada sisi bidang yang berkurukan 18 cm dipasang bilah dengan tebal 1,5 cm dan lebar 2 cm. Pemasangan dilakukan 3 cm di bawah bagian atas kotak. Bilah berguna sebagai penggantung tempat sisiran sarang pada bingkai.
5.      Di tengah-tengah sisi bidang yang berukuran 18 cm diberi lubang sebesar 3,7 mm. di bagian bawah sebelah luarnya diberi papan tenggeran secukupnya. Papan ini dipakai untuk bertengger sementara sebelum lebah pekerja masuk ke lubang atau terbang mencari pakan.
6.      Di salah satu dinding samping dibuatkan pintu untuk memudahkan perawatan. Engsel-engsel pintu dipasang di tepi bagian atas kotak. Dengan demikian, pintu dapat dibuka dari bawah. Kalaupun tidak dibuka, akan menutup sendiri. Pintu ini perlu diberi pengancing dari kayu sebagai penghalang agar tidak sembarang terbuka.
7.      Setelah kotak peneluran selesai dibuat, selanjutnya buatlah kotak sarang madu yang ukuran bagian dalamnya 34 cm x 18 cm x 15 cm. Cara membuatnya sama dengan cara membuat kotak peneluran, lengkap dengan lubang keluar –masuk, bilah penghalang, bilah penggantung, dan pintu.
8.      Antara kotak peneluran dan kotak sarang madu dibuatkan penyekat dari papan atau kawat kassa berukuran 34 cm x 18 cm. Fungsinya untuk menghalangi lebah ratu masuk ke dalam kotak madu, tetapi lebah pekerja masih dapat leluasa melewati lubang penyekat. Penyekat diberi lubang sebesar 3,7 mm, persis seukuran tubuh lebah pekerja yang lebih kecil daripada lebah ratu dan lebah jantan.
9.      Setelah kotak sarang madu selesai dibuat, lanjutkan dengan membuat bingkai-bingkai untuk tempat sisiran sarang lebah. Bahannya dari kayu, dan dibentuk bangunan segi empat. Ukurannya disesuaikan dengan kotak peneluran dan sarang madu. Tebal bingkai 1 cm dan lebarnya 2 cm. Bingkai yang menggantung dalam kotak dibuat menonjol ke kiri 1 cm dan ke kanan 1 cm. Dengan demikian, bilah bingkai-bingkai akan dipasang berjejer dengan jarak 2 cm.
10.  Di atas bingkai-bingkai kotak sarang madu diberi penyekat kawat kassa agar semua lebah tidak dapat naik ke atas.
11.  Bagian paling atas kotak sarang madu diberi tutup atau atap kandang agar terlindung dari hujan atau panas matahari. Di bawah atap diberi ruang angin cukup lebar yang ditutup kawat kassa supaya tidak dimasuki lebah. Adanya lubang angin ini penting sekali agar uap air bekas pernapasan lebah-lebah dapat cepat menguap. Kalau tidak, aup air akan mengembun pada waktu udara dinging, dan ini akan merusak sisiran sarang lebah yang ada di bawahnya. Atap kandang itu diberi bilah penghalang di kelilingi luarnya agar mudah diangkat atau dilepaskan dan dipasang kembali pada kotak sarang madu.
Perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam beternak lebah  madu adalah alat pengasap, ekstraktor madu, sudip, topeng muka, kaos tangan, baju pengaman, sepatu boot, sikat lebah, pollen trap, mangkok lebah ratu untuk memanen royal jelly, dan venon trap.
Alat pengasap dipakai untuk memeriksa lebah secara efektif. Setiap peternak perlu memiliki alat pengasap yang baik. Bahan bakarnya karung goni yang dipotong panjang dan digulung.
Ekstraktor madu adalah alat yang digunakan untuk memisahkan madu dari sisirnya tanpa merusak sisirannya.
Sudip adalah alat berupa sepotong logam yang salah satu ujungnya di buat tajam, dan ujung lain dibentuk melengkung. Ujung yang tajam dipakai untuk mengungkit kotak yang akan dilepas, ujung yang melengkung untuk mengangkat bingkai dari dalam kotak. Ukurannya: panjang 20 cm, lebar ujung yang tajam 4 cm, lebah bagian lain 2,5 cm, dan tebal bagian melengkung 0,6 cm. bahan permbuatannya baja tahan karat agar mudah ditemukan kalau terjatuh di rumput atau tempat gelap.
Topeng muka penting sekali untuk melindungi muda dari sengatan lebah. Bagian depat terdiri dari kawat kassa bersegi empat dengan diberi bingkai pada tepi-tepinya. Bagian sampng kanan kiri juga diberi kawat kassa yang diberi bingkai berbentuk trapezium sama kaki yang menjepit ke  belakang. Bagian belakang ditutup kain. Bagian bawah topeng seluruhnya dihubungkan dengan kain yang menutupi seluruh leher dan bahu. 
Baju pengaman adalah pakaian kerja yang terbuat dari kain dril putih.Sepatu boot yang tinggi digunakan untuk melindungi kaki.
Kaos tangan berguna untuk melindungi tangan dari sengatan. Gunakan kaos tangan yang cukup panjang. Kaos tangan yang baik adalah yang kuat tetapi lemas, sehingga jari-jari mudah digerak-gerakkan.

No comments:

Post a Comment