Alat
yang digunakan sebagai tempat bersarangnya lebah madu secra buatan dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu secara tradisional dengan menggunakan gelodok
dan secara modern menggunakan stup.
1.
Secara
Tradisional
Pada
zaman dulu orang beternak lebah dengan membuat kandang dari kayu atau dari
jerami gandum yang dipintal berbentuk keranjang. Cara kedua ini digunakan oleh
masyarakat Timur Tengah.Pada
umumnya, masyarakat desa sekitar hutan memelihara lebah madu lokal Apis indica dan klanceng Trigona sp. Dengan menggunakan gelodok.
Gelodok dibuat dengan meniru rumah-rumah lebah yang terdapat yang terdapat di
rongga-rongga batang pohon besar atau gua yang terlindung dari terik matahari
dan hujan. Rumah tiruan itu dibuat dari batang kelapa (terutama pucuk), kayu
randu (kapuk), kayu pucung, atau batang pohon lain yang berkayu lunak. Batang
yang digunakan berbentuk silinder berukuran panjang 80-100 cm yang dibelah dua.
Bagian tengah diambil sebagian isinya agar kalau berlahan itu ditangkupkan
terbentuk suatu rongga di dalamnya. Ujungnya ditutup tempurung kelapa atau
papan yang dilubangi bagian tengahnya.
Gelodok
digantung di wuwungan rumah, di dahan pohon yang besar, di dekat pohon bamboo,
atau di tempat lain yang banyak lebah berkeliaran. Kalau tahu ada tempat baru
yang cocok untuk ditempati, lebah yang sedang mencari pakan di sekitar tempat
itu akan member tahu ratunya untuk meninggalkan rumah lebah lama dan menempati
gelodog yang baru dipasang sebagai tempat hunian baru.
Setelah
ditempati koloni lebah, gelodok bisa dipindahkan ke samping rumah dengan
digantung memakai tali. Pemindahan dilakukan ketika sore hari atau malam hari.
Saat itu seluruh lebah telah terkumpul di dalam sarang sehingga tak ada lagi
yang tercecer.
Madu
yang berasal dari gelodok sulit dipanen karena sisiran atau sarangnya tak dapat
dipisahkan dari dinding kayu gelodok. Untuk mengambil madu itu, sisiran atau
sarang lebah terpaksa dirusak. Masalahnya, madu itu tercampur dengan telur dan
larva lebah, dan memisahkan ketiganya sulit dilakukan. Akibatnya, telur dan
larva lebah banyak yang mati.
Hasilnya
madu yang langsung diperas dari sarang. Larva lebahnya sendiri dikonsumsi untuk
lauk pauk.
Gelodok
kurang praktis dipakai untuk sarang lebah karena lebah banyak kerugiannya
daripada keuntungannya. Kerugiannya antara lain lebah mudah pergi meninggalkan
sarang, banyak terjadi gangguan hama dan penyakit, serta produksi madunya
rendah. Perkembangan lebah juga terganggu karena ruangannya terbatas.
Ukuran
gelodok yang berbeda-beda menyebabkan sisiran sarang tidak berkembang wajar.
Peternak juga sulit memeriksa keadaan lebahnya. Pemetikan hasil agak sulit
karena sarang lebah melekat di dinding gelodok yang melengkung.
2.
Secara Modern
Budi
daya lebah secara modern menggunakan stup dari kayu yang berisi bingkai-bingkai
sisiran. Cara ini memberikan keuntungan yang lebih baik karena mudah
pengelolaannya. Pemanenan madu tidak akan merusak tempat sarang.
Budi
daya lebah madu secara modern ini dirintis Dr. L.L. Langstroth dari Amerika
Serikat pada tahun 1851. Penciptaannya dimulai dengan memperhatikan lebah madu
di alam dalam membuat sisiran sarang. Lebah madu membuat sarang yang terdiri
dari sisir-sisir yang selalu dibangun sejajar antara satu dan lainnya. Jarak
antardua-sisiran sarang itu selalu tetap, yaitu 1,0-1,2 cm atau 5/6 inci. Sisir
itu dilengkapi dengan akomodasi bagi pertumbuhan, eraman, dan penyimpanan madu
serta pollen.
Berdasarkan
pengataman itu, Langstroth menciptakan kandang lebah madu berbentuk peti dengan
bingkai sarang di dalamnya yang dapat diangkat dan dipindahkan. Hasil
penemuannya dipatenkan pada tahun 1852. Tipe kandang modern ini sampai sekarang
terkenal dan dipakai di seluruh dunia dengan sebutan tipe L (Langstroth). Kandang tipe L hanya
memakai satu ruangan eraman. Padahal, induk yang baik membutuhkan dua ruangan
eraman. Di dalamnya dipasang sepuluh bingkai, dan ruang antardua-pusat bingkai
berukuran 3,5 cm.
Pada
tahun 1917 Dadants mencoba memakai kandang yang lebih besar, dan hanya ada satu
ruangan eraman yang cukup luas. Di dalamnya dipasang sebelas bingkai yang sama
panjang seperti tipe L, tetapi
kedalamannya dibuah 5,4 cm dan ruang antardua-pusat bingkai dibuat
berukuran 3,5 cm. Alasan menggunakan ukuran yang lebih besar daripada alam
adalah untuk mengurangi naluri perpindahan. Kandang ciptaan Dadants itu
terkenal sebagai kandang tipe MD (Modified
Dadants). Tipe ini termasuk yang banyak dipakai oleh peternak lebah.
Baik
tipe L maupun tipe MD mempunyai bentuk serupa. Perbedaannya terletak pada
ukurannya.Keuntungan
stup modern adalah praktirs dipakai, perawatan lebahnya mudah, pengambilan
hasilnya gampan, produksi madu yang diperoleh berlipat ganda, serta gangguan
hama dan penyakit lebah jarang.
Stup
modern merupakan gua tiruan yang disusun menjadi dua tingkat atau lebih. Di
dalamnya diberi tempat untuk bersarang bagi lebah. Sedemikian sempurnanya hasil
rekayasa sarang lebah buatan itu sampai-sampai ratu lebah tidak bisa meninggalkan stup sarangnya.
Di dalam stup modern ini jarang terjadi peristiwa lebah minggat (melarikan diri meninggalkan sarang) secara koloni.
Dewasa
ini stup modern tak hanya dipakai untuk mengembangkan jenis unggul Apis mellifera, tetapi juga diterapkan
untuk lebah madu lokal Apis indica.
Sesuai
dengan kondisi iklim, penempatan stup bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama,
dilakukan secara searah dengan lubang masuk lebah. Stup yang ditempatkan
seperti ini disebut ‘rumah dingin’ (angin masuk ke dalam secara leluasa).
Kedua, dilakukan secara bersilang 90o dengan arah lubang masuk
lebah. Stup yang ditempatkan seperti ini disebut ‘rumah panas’ (angin yang masuk tertahan oleh frame paling depan).
Mengingat
lebah menyukai hawa panas, tipe ‘rumah panas’ sangat cocok digunakan. Namun,
kebanyakan peternak lebah di dalam negeri dan luar negeri menggunakan tipe
‘rumah dingin’ karena bentuk dan ukuran stup memungkinkan lebah membuat iklim
mikro tersendiri sesuai dengan yang dikehendaki oleh lebah.
Bentuk
dan ukuran stup itu memungkinkan lebah berantisipasi terhadap pengaruh-pengaruh
yang tidak dikehendakinya.
3.
Membuat Stup
Modern
Stup
modern terbuat dari bahan kayu albasia. Bagian-bagiannya terdari dari bagian
dasar (alas) kotak, kotak sarang peneluran, penyekat (pengasingan) ratu, kotak
sarang madu, penyekat kassa untuk memindahkan pengontrolan, penutup stup yang
dilapisi seng, serta frame ( bingkai)
yang diberi fondasi dan alat penangkap tepung sari.
Dasar
landasan kotak berfungsi sebagai pintu keluar-masuk lebah. Kotak sarang
peneluran berguna untuk memperbanyak jumlah anggota koloni lebah. Penyekat ratu
berperan untuk mencegah lebah ratu berkeliaran ke luar sarang. Kotak sarang
madu berfungsi khusus untuk memproduksi madu dan royal jelly. Penyekat kawat
kassa diletakkan di antara kotak sarang khusus madu dan penutup stup. Fungsinya
untuk memudahkan pengontrolan. Penutup stup sarang lebah dilapisi seng agar
tidak basar terkena hujan. Frame terdiri
dari frame untuk sarang peneluran, frame untuk madu, frame untuk royal jelly, frame
untuk perbanyakan raut, dan frame untuk
menyimpan sirup gula saat paceklik bunga.
Langkah-langkah
pembuatan stup modern untuk lebah madu dapat ditempuh sebagai berikut.
1.
Mula-mula
dibuat kotak dari papan setebal 2 cm dengan ukuran bagian dalamnya 34 cm x 18
cm x 7,5 cm. Bagian depan berukuran 18 cm x 7,5 cm. Di sisi bawahnya dibuat
lubah berukuran 5 cm x 1 cm. lubang ini nantinya dipakai sebagai tempat keluar
masuk lebah.
2. Kotak
penutup alas berukuran 40 cm x 24 cm. Alas tampak lebah menonjol daripada kotak
diatasnya. Kalau pekerjaan ini selesai, berarti dasar kandang sudah siap.
3.
Kotak
peneluran dibuat dengan ukuran bagian dalam
34 cm x 18 cm x 13 cm. Bagian luar sebelah kotak sebaiknya diberi bilah
penghalang berkeliling. Lebar bilah penghalang 10 cm, ditempelkan pada kotak
selebar 4 cm. sehingga tersisa 6 cm. Sisa lebihnya ini nantinya berfungsi
sebagai penyambung antara kotak peneluran dan kotak dasar supaya tidak bergeser
ke kiri atau ke kanan, tetapi mudah diangkat atau dilepaskan kalau diperlukan.
4.
Di
bagian dalam kotak peneluran pada sisi bidang yang berkurukan 18 cm dipasang
bilah dengan tebal 1,5 cm dan lebar 2 cm. Pemasangan dilakukan 3 cm di bawah
bagian atas kotak. Bilah berguna sebagai penggantung tempat sisiran sarang pada
bingkai.
5.
Di
tengah-tengah sisi bidang yang berukuran 18 cm diberi lubang sebesar 3,7 mm. di
bagian bawah sebelah luarnya diberi papan tenggeran secukupnya. Papan ini
dipakai untuk bertengger sementara sebelum lebah pekerja masuk ke lubang atau
terbang mencari pakan.
6.
Di
salah satu dinding samping dibuatkan pintu untuk memudahkan perawatan.
Engsel-engsel pintu dipasang di tepi bagian atas kotak. Dengan demikian, pintu
dapat dibuka dari bawah. Kalaupun tidak dibuka, akan menutup sendiri. Pintu ini
perlu diberi pengancing dari kayu sebagai penghalang agar tidak sembarang
terbuka.
7.
Setelah
kotak peneluran selesai dibuat, selanjutnya buatlah kotak sarang madu yang
ukuran bagian dalamnya 34 cm x 18 cm x 15 cm. Cara membuatnya sama dengan cara
membuat kotak peneluran, lengkap dengan lubang keluar –masuk, bilah penghalang,
bilah penggantung, dan pintu.
8.
Antara
kotak peneluran dan kotak sarang madu dibuatkan penyekat dari papan atau kawat
kassa berukuran 34 cm x 18 cm. Fungsinya untuk menghalangi lebah ratu masuk ke
dalam kotak madu, tetapi lebah pekerja masih dapat leluasa melewati lubang
penyekat. Penyekat diberi lubang sebesar 3,7 mm, persis seukuran tubuh lebah
pekerja yang lebih kecil daripada lebah ratu dan lebah jantan.
9.
Setelah
kotak sarang madu selesai dibuat, lanjutkan dengan membuat bingkai-bingkai
untuk tempat sisiran sarang lebah. Bahannya dari kayu, dan dibentuk bangunan
segi empat. Ukurannya disesuaikan dengan kotak peneluran dan sarang madu. Tebal
bingkai 1 cm dan lebarnya 2 cm. Bingkai yang menggantung dalam kotak dibuat
menonjol ke kiri 1 cm dan ke kanan 1 cm. Dengan demikian, bilah bingkai-bingkai
akan dipasang berjejer dengan jarak 2 cm.
10. Di atas
bingkai-bingkai kotak sarang madu diberi penyekat kawat kassa agar semua lebah
tidak dapat naik ke atas.
11. Bagian paling
atas kotak sarang madu diberi tutup atau atap kandang agar terlindung dari
hujan atau panas matahari. Di bawah atap diberi ruang angin cukup lebar yang
ditutup kawat kassa supaya tidak dimasuki lebah. Adanya lubang angin ini
penting sekali agar uap air bekas pernapasan lebah-lebah dapat cepat menguap.
Kalau tidak, aup air akan mengembun pada waktu udara dinging, dan ini akan merusak
sisiran sarang lebah yang ada di bawahnya. Atap kandang itu diberi bilah
penghalang di kelilingi luarnya agar mudah diangkat atau dilepaskan dan
dipasang kembali pada kotak sarang madu.
Perlengkapan
lain yang dibutuhkan dalam beternak lebah
madu adalah alat pengasap, ekstraktor madu, sudip, topeng muka, kaos
tangan, baju pengaman, sepatu boot, sikat lebah, pollen trap, mangkok lebah ratu untuk memanen royal jelly, dan venon trap.
Alat
pengasap dipakai untuk memeriksa lebah secara efektif. Setiap peternak perlu
memiliki alat pengasap yang baik. Bahan bakarnya karung goni yang dipotong
panjang dan digulung.
Ekstraktor
madu adalah alat yang digunakan untuk memisahkan madu dari sisirnya tanpa
merusak sisirannya.
Sudip
adalah alat berupa sepotong logam yang salah satu ujungnya di buat tajam, dan
ujung lain dibentuk melengkung. Ujung yang tajam dipakai untuk mengungkit kotak
yang akan dilepas, ujung yang melengkung untuk mengangkat bingkai dari dalam
kotak. Ukurannya: panjang 20 cm, lebar ujung yang tajam 4 cm, lebah bagian lain
2,5 cm, dan tebal bagian melengkung 0,6 cm. bahan permbuatannya baja tahan
karat agar mudah ditemukan kalau terjatuh di rumput atau tempat gelap.
Topeng
muka penting sekali untuk melindungi muda dari sengatan lebah. Bagian depat
terdiri dari kawat kassa bersegi empat dengan diberi bingkai pada tepi-tepinya.
Bagian sampng kanan kiri juga diberi kawat kassa yang diberi bingkai berbentuk
trapezium sama kaki yang menjepit ke
belakang. Bagian belakang ditutup kain. Bagian bawah topeng seluruhnya
dihubungkan dengan kain yang menutupi seluruh leher dan bahu.
Baju
pengaman adalah pakaian kerja yang terbuat dari kain dril putih.Sepatu boot yang
tinggi digunakan untuk melindungi kaki.
Kaos
tangan berguna untuk melindungi tangan dari sengatan. Gunakan kaos tangan yang
cukup panjang. Kaos tangan yang baik adalah yang kuat tetapi lemas, sehingga
jari-jari mudah digerak-gerakkan.
No comments:
Post a Comment